Olobu Subingo ∣∣• Ini adalah cerita seorang pemuda kampung yang bermimpi dapat merubah nasib keluarga lewat usaha dan doa, bukan butuh pengakuan dari orang lain tapi hanya sekedar menjalani hidup dengan baik
SMKUBD

Masa Kanak-Kanak Tak Selalu Indah Bagi Anak Petani Berkecukupan

Kehidupan yang berat menjadi pelajaran berharga bagi anak sulung yang harus ikut serta membantu orang tua untuk menggerakkan roda kehidupan dan demi mengepulnya asap dari dapur rumah tangga baru.

Bukan persoalan mudah untuk membagi waktu di masa kecil yang masih sangat ingin bermain dengan anak-anak sebaya, tapi jangan salah paham, bukan berarti orang tua saya tak mengijinkan untuk bermain walaupun hanya sesekali. Beliau berdua juga orang tua yang paham akan anaknya, paham akan keinginan anaknya.

Ayah yang memiliki kemampuan bertukang pun digunakan untuk sekedar menyenangkan anaknya, sekilas balik ke beberapa tahun sebelumnya diusia yang cukup belia karena beliau tak mampu membelikan saya mainan, dengan barang dan alat seadanya saya dibuatkan mobil-mobilan yang pada masa itu sudah membuat saya dan saudara kandung saya senang.

Kembali ke cerita di saat usia sekitar 10 tahun, saya dan adik harus ikut ke ladang untuk membantu apa yang dikerjakan ayah. Sebidang tanah milik keluarga yang dikelola ayah pun menjadi pengganti tempat bermain yang asyik untuk kami, menanam dan membersihkan tanaman dan hal lain tentang pertanian pun di ajarkan beliau.

Di masa sekolah dasar, setelah pulang sekolah masih bisa mampir di sebuah tempat dan bermain dengan teman sampai sore menjelang, Itu bagi anak-anak pada umumnya

Bagi saya itu tidak sering terjadi karena harus segera pulang, makan dan istirahat sebentar. Sedikit lagi waktu ashar lewat tanda kumandang adzan, setelah itu langsung ikut ke ladang dan sesekali ke sawah untuk sebuah pekerjaan.

Sesekali saya dan adik ikut dalam riuh nya anak sebaya bermain, tapi pasti saat berangkat bekerja sudah tiba akan terdengar suara ayah memanggil untuk ikut ke ladang. Berat hati rasanya meninggalkan permainan yang lagi seru-serunya, tapi apalah daya saya paham kondisi hidup masa itu.

Hujan terkadang menjadi alasan kita tidak pergi ke ladang, tidak jauh memang hanya sekitar 200 meter dari tempat tinggal. Jika di musim panen hujan tidak bisa menghalangi, karena besoknya harus segera di jual ke pasar.

Masa indah kanak-kanak bagi anak petani berkecukupan memang terenggut, tapi justru dengan pengajaran sejak dini akan membentuk mental tahan banting.

Di masa itu saya hanya mulai menanamkan tekad bahwa suatu saat saya akan sukses, berkaca dari cerita orang sukses yang dahulunya juga menjali kehidupan seperti saya. Saya akan berusaha keras menciptakan kesuksesan itu.